Gawi adalah sebuah tarian yang berasal dari Nusa Tenggara Timur, dimana tarian itu sangat terkenal dan sangat disukai oleh masyarakat Nusa Tenggara Timur. Tarian Gawi sendiri pertama kali berasal dari daerah Tenda yaitu oleh suku Ende-Lio yang dimana terletak dibawak kaki danau kelimutu. Tarian Gawi berasal dari dua suku kata yaitu GA dan WI dimana GA Berarti segan,enggan ,takut,hormat sedangkan WI berarti Menarik,Mengajak (Untuk Bersatu) jadi dapat disimpulkan GAWI ialah Tarian yang dilakukan oleh beberapa orang untuk menggalang persatuan dan kesatuan antar sesama dengan saling menghormati.
Tarian Gawi diadakan oleh masyarakat Ende-Lio dengan tujuan yaitu 
-         Menggalang persatuan dalam masyarakat setelah terjadi perselisihan bahkan peperangan
-         Mendamaikan kedua belah pihak yang berselisihan sehingga kembali hidup damai tanpa rasa dendam
-         Mengajak masyarakat untuk saling menghargai, saling menolong ,menaati peraturan yang ada dalam masyarakat sesuai dengan tingkat kedudukan masing-masing
-         Menghormati para pahlawan yang pulang dari medan perang  akan tetapi saat itu digunakan untuk menyambut para tamu agung
-         Mempererat hubungan masyarakat
Gawi sebenarnya suatu bentuk gerakan simultan yang diperagakan bersama melalui gerak seni, nyanyi syair dan tarian perang yang sudah melekat sejak awal mula.
Unsur –Unsur Gerakan Gawi
1.         Tahap pertama
Para peserta Gawi bergandengan tangan membentuk satu linkaran sambil bernyanyi bersahut-sahutan.
BELE  lele LEA ; BELE mendengar LEA
LEA lele BELE : LEA mendengar BELE
Ungkapatan diatas merupakan ajakan yang berarti saling mendengar, menghormati saling saling merasakan kebersamaan
Rounded Rectangle: sodha
 





2.       Tahap Kedua
Lingkaran dibuka  seperti ini biasa bagian kepala disebut Ulu sedangkan bagian Ekor disetu Eko
 


                                                            Ulu
                                                            Eko
Melihat bentuk lingkaran yang berkepala dan berekor maka inilah yang kita katakan :NIPA” Yang berarti Ular yang bergulung dan meliuk – liuk dengan indahnya.
Tarian ini dipimpin oleh seorang ahli syair dimana orang Suku Lio mengatakan Sodha dimana tugasnya ialah menyairkan suatu inti cerita dari tujuan Gawi yang sedang diadakan, biasanya syair yang bawakan oleh sodha berupa ajakan untuk bersatu , berupa nasihat, berupa kritik, baik kepada masyrakat maupun kepada pimpinan masyarakat dan mereka harus menerima dengan lapang dada tanpa dendam dan berusaha memperbaiki diri.
Dalam Gawi perempuan juga ikut serta berpatisipasi dimana mereka berbaris dibelakang sambil merapatkan barisan tanda mereka turut berperan serta dalam acara tersebut. Selagi Gawi mulai ramai seorang atau berberapa perempuan masuk ketengah – tengah lingkaran dan menari sesuai irama bunyi langkah kaki. Perserta Gawi wanita disebut Simosau (dulu biasa yang menerima pedang dari para pahlawan perang yang menang) ,EKO ialaha Tokoh ujung barisan Gawi dimana yang menghidupkan seluruh gerakan dalam barisan biasanya bagian EKO ditandai dengan salah satu peserta yang mengibas –ngibas tongkat yang berujung rumbai bulu binatang yang sambil meliuk-liuk tanda bantingan langkah yang penuh wibawa. Sedangkan Ulu ialah mengimbangi gerakan EKO , Sehingga seluruh baris lingkaran seirama dalam gerak, selai itu ada juga yang disebut ANA JARA yaitu Tarian yang diperagakan oleh seorang Tokoh Pria yang memiliki keberanian , kepribadian baik dan berpengaruh dimasyarakat, dia menari ditengah lingkaran mendampingi SIMOSAU (Penari Wanita).
Dalam sejarahnya ANA JARA ialah orang yang memiliki kebranian, keahlian , dimana memiliki taktik dan strategi perang perang untuk mengecoh lawan dengan cara terjun ketengah-tengah medan perang yaitu dengan berlari sambil menari sehingga mengganggu konsentrasi musuh. Orang itu tanpa senjata dan umumnya dilakukan oleh anak anak muda. Bila meraka mati tertembak maka para Ketua Adat (Mosalaki) membayar ganti rugi kepada keluarga nya dengan sebongka Emas ataupun sebidang Tanah.
Selain SIMOSAU,EKO,ULU,DAN ANAJARA ada juga yang di sebut TUKE.
TUKE ialah beberapa orang (kurang lebih 4 orang) yang mendampingi EKO dan ULU untuk bersama-sama mengimbangi gerakan sehingga kelihatan luwes dan indah.

Jadi dapat disimpulkan GAWI ialah merupakan peragaan wujud nyata kehidupan masyarakat yang didalamnya terkandung pergaulan, seni dan budaya ,struktur sosial dengan segala aspeknya.